Ku lihat merah putih telah memudar,
Terkena sengatan matahari yang begitu menyengat,
Tak lagi merah dan putih… warnanya kini telah memudar,
Karena panas yang menyengat Dan debu yang menghias.
Merah putihku nampak lesu di ujung tiang
Tanpa kibaran, bagai tanpa semangat.
Di ujung sana… Kulihat begitu banyak penghianat, Begitu banyak penindasan..!!!
Aku saja muak, bagaimana dengan Tuhan?
Sebelum datangnya azab…
Ku berusaha mengintip melalui celah dalam kegelapan, Ku mengetuk di balik pintu-pintu mereka,
“Masih adakah yang terbangun di kegelapan ini..?”
Tapi tak satupun merespon bisikanku,
Ku mohon bantu aku sesegera mungkin Menggotong indonesiaku
Jauh dari dari pantai yang nampak indah ini …
Karena ku tahu sebentar lagi akan ada tsunami,
Ku takut luapan dan goncangan menenggelamkan Indonesiaku.
Ku mohon bantu aku bersuara Untuk membangunkan indonesiaku dari tidur nyenyaknya
Di alam nan indah di kaki gunung merapi ini,
Karena ku tahu, sebentar lagi akan ada letusan dan erupsi,
Ku takut debu dan kabut perlahan menyesakkan dada ibu pertiwi
Semua karena alam telah murka,
kepada para pengkhianat dan para pengumpat,
Mungkin juga kepada kita yang telah terlena oleh dunia,
Lupa akan agama, dan tak sadar akan keberadaan Sang Pencipta
Aku saja muak, bangaimana dengan Tuhan?
(Senin Februari 2008, muak dengan kondisi indonesia yang serba abu-abu)
(penipuan, korupsi, kemiskinan, ISLAM yang dianggap radikal, mafia dll adalah wahana para peguasa untuk bermain… bukti kematian Nurani.. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun…)