Archive for the ‘Kritikanku’ Category

 

Ku lihat merah putih telah memudar,

Terkena sengatan matahari yang begitu menyengat,

Tak lagi merah dan putih… warnanya kini telah memudar,

Karena panas yang menyengat Dan debu yang menghias.

Merah putihku nampak lesu di ujung tiang

Tanpa kibaran, bagai tanpa semangat.

Di ujung sana… Kulihat begitu banyak penghianat, Begitu banyak penindasan..!!!

Aku saja muak, bagaimana dengan Tuhan?

Sebelum datangnya azab…

Ku berusaha mengintip melalui celah dalam kegelapan, Ku mengetuk di balik pintu-pintu mereka,

“Masih adakah yang terbangun di kegelapan ini..?”

Tapi tak satupun merespon bisikanku,

Ku mohon bantu aku sesegera mungkin Menggotong indonesiaku

Jauh dari dari pantai yang nampak indah ini …

Karena ku tahu sebentar lagi akan ada tsunami,

Ku takut luapan dan goncangan menenggelamkan Indonesiaku.

Ku mohon bantu aku bersuara Untuk membangunkan indonesiaku dari tidur nyenyaknya

Di alam nan indah di kaki gunung merapi ini,

Karena ku tahu, sebentar lagi akan ada letusan dan erupsi,

Ku takut debu dan kabut perlahan menyesakkan dada ibu pertiwi

Semua karena alam telah murka,

kepada para pengkhianat dan para pengumpat,

Mungkin juga kepada kita yang telah terlena oleh dunia,

Lupa akan agama, dan tak sadar akan keberadaan Sang Pencipta

Aku saja muak, bangaimana dengan Tuhan?

 

 

 By: Nurul ifadah

(Senin Februari 2008, muak dengan kondisi indonesia yang serba abu-abu)

(penipuan, korupsi, kemiskinan, ISLAM yang dianggap radikal, mafia dll adalah wahana para peguasa untuk bermain… bukti kematian Nurani.. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun…)

 

 


Soal Keadilan

Posted: June 28, 2008 in Kritikanku

Koruptor masuk penjara dengan fasilitas lengkap dan elit

Memakai pengacara kondang karena berduit

Tetap mendapat pembelaan karena tak merasa begitu sulit

Mereka bisa atur damai di arena sirkuit

Mungkin karena telah mencuri banyak hak rakyat yang serba sulit?

Tapi coba tengok saudaraku yang melarat

Masuk penjara hanya beralaskan lantai di bawah pantat

Padahal Cuma memungut “sebuah coklat”

Tak adakah keadilan untuk kaum melarat?

Pemerintah kami mencintaimu

Tapi entahkah Tuhan masih di hatimu?

Tuhan tak mungkin membencimu

Karena Tuhan telah menciptakanmu

Tak adakah rasa malu di atas kemaluanmu?

Memberinya konten haram dari tangan dan langkahmu

Dan dari usaha dan keringatmu?

Aku tak mungkin tega menghantammu dengan celurit

Karena ku tahu aku adalah anak bangsa dari bangsamu

Aku calon pemimpin setelah kepemimpinanmu

Dan aku hamba yang tercipta dari Tuhan yang juga menciptakanmu

Bukankah kita telah berikrar sama untuk bangsaku dan bangsamu?

Jika rakyat miskin adalah prioritasmu

Maka surga Tuhan adalah tempatmu.

By Nurul Ifadah
(Hangatnya kasus AYIN dan nenek pencuri buah coklat)

Dialah Sang Pemusnah

Posted: February 14, 2008 in Kritikanku
Tags:

Rakyat miskin memang harus musnah

Itulah mungkin pesan terselubung dari kondisi bangsa ini secara pasrah

Mereka melihat kami rakyat miskin seperti sampah

Yang hanya bisa pasrah

Dan hanya tahu berserah

Konversi minyak ke gas apakah bisa menjadi pemecah masalah?

Karena keputusan, mau tak mau kami menerimanya walau hati gundah

Kini terjadi ledakan demi ledakan yang mulai mewabah

Satu demi satu rakyat miskin menjadi korban “Bom Pemusnah”

Tabung 3 kilogram kini berubah menjadi alat peresah

Semua solusi untuk rakyat miskin hanya menambah susah

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia hanyalah sebatas falsafah

Yang tak mungkin bisa terwujud secara indah

Tragedi sang pemusnah

Adalah luka kaum jelata yang menjadi air mata dalam sejarah

By : Nurul Ifadah

(Sesaat setelah mengunjungi korban ledakan gas, MEI 2010 Jakarta)