maafkan ibuSaya ingin bertutur tentang seorang sahabat saya. Sebut saja namanya Rani. Semasa kuliah, ia tergolong mahasiswi yang ber-otak cemerlang dan memiliki idealisme yang tinggi. Sejak awal sikap dan konsep dirinya sudah jelas. ia selalu ingin meraih yang terbaik di bidang akademik, non akademik maupun bidang profesi yang digelutinya.

Ketika Universitas mengirim kami untuk mempelajari hukum internasional di Universitas Utrecht, di negeri Bunga Tulip, Rani adalah salah satu mahasiswa yang beruntung itu. ia terus melangkah sementara saya lebih memilih menuntaskan pendidikan kedokteran dan berpisah engan seluk beluk hukum dan perundangan.

Beruntung pula, Rani mendapat pendampung yang “Setara” dengan dirinya. Mereka sama-sama berprestasi, meski berbeda profesi. Alifya buah cinta mereka lahir ketika Rani baru saja diangkat sebagai staf diplomat bertepatan dengan tuntasnya suami Rani meraih PhD. Konon nama putera mereka itu diambil dari huruf pertama Hijaiyah “Alif” dan huruf terakhirnya “Ya”, jadilah nama yang enak didengar: Alifya.

Tentunya filosofi yang mendasari pemilihan nama ini seindah namanya pula. Ketika Alif, panggilan untuk puteranya itu berumur 6 bulan, kesibukan Rani semakin menggila saja. Frekuensi terbang dari satu kota ke kota lain dan dari satu negara ke negara lain makin meninggi.

Saya pernah bertanya, “Tidakkah si Alif terlalu kecil untuk ditinggal?” dengan sigap Rani menjawab: “saya sudah mempersiapkan segala sesuatunya. Everything is ok.” Dan hal tersebut betul-betul ia buktikan. Perawatan dan perhatian anaknya walaupun lebih banyak dilimpahkan ke baby sitter sungguh mengagumkan. Alif tumbuh menjadi anak yang lincah, cerdas dan pengertian.

Kakek neneknya selalu memompakan kebanggaan kepada cucu semata wayangnya itu kepada ibu-bapaknya. “Contohlah ayah-bunda Alaif kalau Alif besar nanti.” begitu selalu nenek Alif, ibunya Rina bertutur di sela-sela dongeng menjelang tidurnya. Tidak salah memang. Siapa yang tidak ingin memiliki anak atau cucu yang berhasil di bidang akademis dan pekerjaannya.

Ketika Alif berumur 3 tahun, Rani bercerita kalau Alif minta adik. Waktu itu, ia dan suaminya menjelaskan dengan penuh kasih sayang bahwa kesibukan mereka belum memungkinkan untuk menghadirkan seorang adik buat Alif. Lagi-lagi bocah kecil ini dapat memahami kesibukan orang tuanya. Mengagumkan memang, Alif bukan tipe anak yang suka merengek. Apalagi kalau orang tuanya pulang larut, ia jarang sekali ngambek.

Kisah Rani, Alif selalu menyambutnya dengan penuh kebahagiaan. Rani bahkan menyebutnya “Malaikat kecil”. Sungguh keluarga yang bahagia, pikir saya. Meski orang tua sibuk alif tetap tumbuh penuh cinta. Diam-diam hati kecil saya menginginkan anak seperti Alif.

Suatu hari menjelang Rani berangkat ke kantor, entah mengapa Alif menolak dimandikan dengan baby Sitternya. “Alif ingin dimandikan bunda.” Ujarnya. Karuan saja Rani yang dari detik ke detik waktunya sangat diperhitungkan menjadi gusar. Tak urung suaminya turut membujuk agar Alif mau mandi dengan tante Mien, baby sitternya.

Peristiwa ini berulang hampir sepekan. “Bunda, mandikan Alif” begitu setiap pagi. Rani dan suaminya berpikir mungkin karena Alif sedang masa peralihan ke masa sekolah jadi agak minta perhatian.

Sampai suatu sore saya dikejutkan dengan telepon Mien, sang baby sitter. “Bu dokterm Alif demam dan kejang-kejang. Sekarang di Emergency”. Setengah terbang saya pun ngebut ke UGD. But it was too late. Allah swt sudah punya rencana lain. Alif si malaikat kecil keburu dipanggil pemiliknya.

Rani, bundanya tercinta, yang ketika diberi tahu sedang meresmikan kantor barunya. Shock berat. Setibanya di rumah, satu-satunya keinginan dia adalah memandikan puteranya.

Dan itu memang yang ia lakukan, meski setelah tubuh si kecil terbaring kaku. “Ini bunda Lif, bunda mandikan Alif” ucapnya lirih, namun teramat pedih. Ketika tanah merah mengubur jasad si kecil, kami masih berdiri mematung. Berkali-kali Rani sahabatku yang tegar itu berkata,” ini sudah takdir, iya kan? Aku di sebelahnya ataupun di seberang lautan, kalau sudah saatnya, dia pergi juga kan?” saya diam saja mendengarnya”

“ini konsekuensi pilihan.” Lanjutnya lagi, tetap tegar dan kuat. Hening sejenak. Angin senja berbaur aroma bunga kamboja.

Tiba-tiba Rani tertunduk. “Aku ibunya………!!!” serunya kemudian, “Bangunlah Lif, Bunda mau mandikan Alif, beri kesempatan bunda sekali saja Lif”. Rintihan itu begitu menyayat. Detik berikutnya ia bersimpuh sambil mengais-ngais tanah merah. Air mata kepedihan menyirami pusara Alif, putra satu-satunya.

Nasi telah menjadi bubur, yang berlalu tak akan pernah kembali lagi, penyesalan selalu datang terlambat. itulah siraman terakhir bunda untuk Alif

 

Ku lihat merah putih telah memudar,

Terkena sengatan matahari yang begitu menyengat,

Tak lagi merah dan putih… warnanya kini telah memudar,

Karena panas yang menyengat Dan debu yang menghias.

Merah putihku nampak lesu di ujung tiang

Tanpa kibaran, bagai tanpa semangat.

Di ujung sana… Kulihat begitu banyak penghianat, Begitu banyak penindasan..!!!

Aku saja muak, bagaimana dengan Tuhan?

Sebelum datangnya azab…

Ku berusaha mengintip melalui celah dalam kegelapan, Ku mengetuk di balik pintu-pintu mereka,

“Masih adakah yang terbangun di kegelapan ini..?”

Tapi tak satupun merespon bisikanku,

Ku mohon bantu aku sesegera mungkin Menggotong indonesiaku

Jauh dari dari pantai yang nampak indah ini …

Karena ku tahu sebentar lagi akan ada tsunami,

Ku takut luapan dan goncangan menenggelamkan Indonesiaku.

Ku mohon bantu aku bersuara Untuk membangunkan indonesiaku dari tidur nyenyaknya

Di alam nan indah di kaki gunung merapi ini,

Karena ku tahu, sebentar lagi akan ada letusan dan erupsi,

Ku takut debu dan kabut perlahan menyesakkan dada ibu pertiwi

Semua karena alam telah murka,

kepada para pengkhianat dan para pengumpat,

Mungkin juga kepada kita yang telah terlena oleh dunia,

Lupa akan agama, dan tak sadar akan keberadaan Sang Pencipta

Aku saja muak, bangaimana dengan Tuhan?

 

 

 By: Nurul ifadah

(Senin Februari 2008, muak dengan kondisi indonesia yang serba abu-abu)

(penipuan, korupsi, kemiskinan, ISLAM yang dianggap radikal, mafia dll adalah wahana para peguasa untuk bermain… bukti kematian Nurani.. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun…)

 

 


Soal Keadilan

Posted: June 28, 2008 in Kritikanku

Koruptor masuk penjara dengan fasilitas lengkap dan elit

Memakai pengacara kondang karena berduit

Tetap mendapat pembelaan karena tak merasa begitu sulit

Mereka bisa atur damai di arena sirkuit

Mungkin karena telah mencuri banyak hak rakyat yang serba sulit?

Tapi coba tengok saudaraku yang melarat

Masuk penjara hanya beralaskan lantai di bawah pantat

Padahal Cuma memungut “sebuah coklat”

Tak adakah keadilan untuk kaum melarat?

Pemerintah kami mencintaimu

Tapi entahkah Tuhan masih di hatimu?

Tuhan tak mungkin membencimu

Karena Tuhan telah menciptakanmu

Tak adakah rasa malu di atas kemaluanmu?

Memberinya konten haram dari tangan dan langkahmu

Dan dari usaha dan keringatmu?

Aku tak mungkin tega menghantammu dengan celurit

Karena ku tahu aku adalah anak bangsa dari bangsamu

Aku calon pemimpin setelah kepemimpinanmu

Dan aku hamba yang tercipta dari Tuhan yang juga menciptakanmu

Bukankah kita telah berikrar sama untuk bangsaku dan bangsamu?

Jika rakyat miskin adalah prioritasmu

Maka surga Tuhan adalah tempatmu.

By Nurul Ifadah
(Hangatnya kasus AYIN dan nenek pencuri buah coklat)

 

Berita kenaikan BBM disuarakan.

Semua pedagang meeting bersama soal kenaikan harga barang dagangan.

Para penimbun bagai Teroris mengatur strategi untuk melancarkan aksi pembunuhan.

Di sana sini terjadi kelangkaan BBM karena kecurangan.

Antrian panjang kini memadati SPBU, dan berbagai agen minyak hampir di semua jalan.

Rakyat memang harus menjadi korban.

Itulah kesan kami para rakyat jalata yang mulai bersahutan.

Tak juga terdengarkan dan didengarkan.

Hanya direspon dengan uang subsidi BBM sebagai pancingan.

Katanya hanya untuk mereka yang miskin dan tak berpenghasilan.

Tapi ternyata yang mampu dan kaya malah lebih dulu kebagian.

Kalau soal uang semua menyamar jadi miskin untuk mendapat bantuan.

Ternyata bangsa ini tidak hanya krisis uang tapi juga moral dan iman.

Innalillahi waa Inna ilaihi rojiun… semua Kembali kepada Tuhan.

 

 

By: Nurul Ifadah

(Saat terjadi kelangkaan BBM di atas tanah INDONESIA
Yang dibawahnya minyak tergenang)

Sahabat

Posted: April 8, 2008 in Uncategorized

Sahabat…

Adalah barisan huruf yg sarat akan makna . .

Sahabat …
Adalah ukiran pelangi yg memberi warna…

Sahabat ..
Adalah melodi yg memberi irama..

Persahabatan..
Dimulai dari sebuah rasa kebersamaan
menyatu dalam lingkaran keindahan…
Hari-hari yg terlewati..
Bagai siulan burung merpati..
Yg bernyanyi riang di atas kepenatan hidup..
Setiap langkah mengalun..
Memberikan sebuah jejak yg akan slalu menjadi kenangan..

Sahabat..
Bukanlah sekedar saling memuji..
Namun saling menasehati…

Sahabat…
Bukanlah berapa banyak waktu yg di lewati bersama..
Namun berapa banyak waktu yg dilewati untuk memaknai hidup..

Sahabat..
Bukan hanya menerangi di saat gelapnya dunia..
Namun akan slalu mnerangi di setiap alunan kehidupan..

Dan sahabat...
Bukanlah sekedar mengibaratkan hidup sebagai jalan berliku
namun mengibaratkan hidup seperti menyebrang jalan,,
dan akan slalu memberi arah agar qt dpat menyebranginya..
Mungkin kita takkan slalu bersama..
Mungkin suatu saat nanti kita akan terpisah oleh waktu..

Namun, ku hanya ingin kita mengingat..
Setiap detik canda…
Setiap detik senyuman,,,
setiap detik mimpi,..
Setiap detik kegundahan..
Setiap detik tangisan…
Setiap detik kebersamaan..
Dan setiap detik waktu yg terlewati..
Menjadi sebuah kenangan..

Yg tak pernah terhapuskan dalam memori khidupan…
Kini ku hanya bisa berharap…
Semoga kalian tetap menjadi peri kecilku..
Yg berdiri tegap bersamaku…
Mengiringi putaran roda khidupan ini….

Kumohon sahabat…
Berikanlah slalu lengkung senyummu serta tatapan penuh mimpi
mengarungi perjalanan fana ini…
Dan,,,
aku hanya ingin…
Menuliskan untaian kata untuk sahabat…
” thank for being my best friend…”

“Manusia Misterius”

Posted: April 8, 2008 in Kata Mereka
Tags:

“Manusia misterius” adalah predikat yang dengan sendirinya melekat padaku tanpa kutahu darimana sumbernya. Tapi aku tak harus tahu, karena bagiku hal tersebut sama sekali tak merugikanku dan orang lain. aku menerimanya sebagai bagian dari cara pandang dan pandangan orang lain terhadapku

Demokratis adalah sikap yang kupatrikan dalam hidupku. Dari, oleh dan untuk mereka. Begitupun kebebasan menyangkut pendapat mereka tentangku. Aku tahu bahwa kata “Misterius” bagi mereka adalah sebuah gambaran dan definisi mereka tentangku. Aku tak mau menghakimi opini, gagasan dan penggambaran mereka tentangku. Aku tak ingin meretakkan kacamata yang mereka kenakan untuk memandangku. Bagiku hidup adalah tentang bagaimana kita menghargai perbedaan dan cara pandang.

aku akui bahwa terkadang aku merasakan kemisteriusan itu dari beberapa hal dan dari banyak hal

diantaranya adalah tentang kesukaanku pada warna
HITAM, MERAH dan PUTIH.
yang kebanyakan mereka mendefinisikannya pada KEKELAMAN, DARAH dan KEMATIAN. Padahal dalam pandangan, filosfi dan makna warna

HITAM bagiku adalah KENETRALAN, KARAKTER YANG KUAT dan KESUNGGUHAN.

MERAH bagiku adalah KEBERANIAN, KEPERCAYAAN dan KEKUATAN sedangkan

PUTIH adalah KESUCIAN, KETULUSAN DAN KEIKHLASAN.

Ketiga warna inilah yang kuharapkan mampu berbaur dalam darahku, teraplikasi dalam interaksiku dengan dunia dan menemani perjalananku hingga akhir hayatku.

Kebanyakan mereka juga menyangkutpautkan tentang Kesenanganku pada angka 8, yang kebanyakan mereka menganggap angka 8 adalah angka yang melahirkan sebuah misteri bagiku dengan kematian 8 orang sahabatku di interval waktu 2 tahun yang terkesan “berantai”. aku juga dilahirkan secara prematur dengan kondisi lemah dan diperkirakan tak akan bertahan melewati 20 jam pasca kelahiranku. hingga pada saat itu, sebuah kuburan telah disiapkan untuk menanam bayi prematur yang telah divonis mati oleh manusia berjubah putih yang familiar dengan sebutan dokter. tapi Tuhan berkehendak lain. Bayi prematur itu tiba-tiba menangis sebelum kain kafan nyaris membalut tubuh kecilnya. dan itulah diriku.

Tak jarang Tuhan juga mempertemukan aku dengan mereka yang punya sangkut paut dengan angka 8 tanpa aku rencanakan dan aku perkirakan sebelumnya.

Tapi aku selalu berusaha untuk tetap realistis menjalani hidup yang diberikan Tuhan untuk terus kujalani hingga kumenemukan gerbang dunia lain yang didalamnya aku hidup kekal.

Dialah Sang Pemusnah

Posted: February 14, 2008 in Kritikanku
Tags:

Rakyat miskin memang harus musnah

Itulah mungkin pesan terselubung dari kondisi bangsa ini secara pasrah

Mereka melihat kami rakyat miskin seperti sampah

Yang hanya bisa pasrah

Dan hanya tahu berserah

Konversi minyak ke gas apakah bisa menjadi pemecah masalah?

Karena keputusan, mau tak mau kami menerimanya walau hati gundah

Kini terjadi ledakan demi ledakan yang mulai mewabah

Satu demi satu rakyat miskin menjadi korban “Bom Pemusnah”

Tabung 3 kilogram kini berubah menjadi alat peresah

Semua solusi untuk rakyat miskin hanya menambah susah

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia hanyalah sebatas falsafah

Yang tak mungkin bisa terwujud secara indah

Tragedi sang pemusnah

Adalah luka kaum jelata yang menjadi air mata dalam sejarah

By : Nurul Ifadah

(Sesaat setelah mengunjungi korban ledakan gas, MEI 2010 Jakarta)


3 Sahabat

Posted: January 28, 2008 in cerita motivasi

Tiga sahabat, yang selalu mendampingi kita dalam hidup ini dan sering kita beda-bedakan dalam kenyataan hidup ini.

Sahabat-sahabat yang dimaksud antara lain :

Sahabat Pertama yaitu sahabat yang sangat kita idam-idamkan, sangat kita
impikan, sangat kita jaga karena takut kehilangan, sangat kita sayang,
sering kita memuji keadaannya yang indah dan cantik. Bahkan karena sahabat yang pertama ini kita sering lupa diri dan melupakan sahabat-sahabat yang
lainnya. Pada sahabat pertama ini kita sangat setia. (Siapakah dia?.?)

Sahabat Kedua yaitu sahabat tempat kita curhat segala isi hati, sahabat kedua ini sering mendoakan kita, mendambakan kita, mengharapkan kehadiran kita, sangat menyayangi kita dan sangat setia sampai kapan dan dimana pun,
sahabat kedua ini sering rela berkorban untuk kita dengan segala kemampuannya. Kita sangat sayang kepada sahabat kedua ini, akan tetapi kita juga sering melupakannya ketika kita sedang dekat dengan sahabat pertama. (Siapakah dia?.?)

Sahabat Ketiga yaitu sahabat yang sebenarnya sangat kita kenal, tetapi kita sering bersikap acuh tak acuh bahkan jelas-jelas sering kita melupakannya dan menjauhinya. Kesetiaan, perhatian dan kedekatan kita pada sahabat ini sangat kurang, padahal seandainya kita tahu sahabat ketiga ini, tanpa diminta pun dia selalu setia akan mendampingi kita kemana pun kita pergi dan bahkan mampu menyelamatkan kita disaat kita mengalami kesusahan/kesesatan. (Siapakah dia??)

Suatu hari datanglah kerumah kita seorang tamu yang tak diundang menjemput/mengajak kita pergi. Ajakan tamu itu kadang-kadang sering menakutkan kita, padahal ajakannya itu adalah merupakan sebagian dari hak yang harus kita dapatkan dan kita jalani dalam hidup ini.Karena takut kehilangan dan takut jauh dengan ketiga sahabat di atas, kita mencoba untuk mengajak mereka semua agar mau menemani kita ketika pergi bersama dengan tamu itu. Namun?????

Sahabat Pertama, sahabat yang sangat kita sayang, bahkan sayangnya kita kepada sahabat ini bisa mengalahkan sayangnya kita kepada sahabat-sahabat yang lain (sahabat kedua dan ketiga). Saat kita akan pergi bersama tamu tadi, sahabat ini tidak bisa ikut mengantarkan kita, dia hanya diam membisu. Inikah balasan yang diberikan dari sahabat pertama kepada kita yang sangat menyayanginya??. Sahabat ini tidak bisa kita ajak, tidak bisa kita bawa, tidak bisa menemani kita dan kata terakhir hanya?daaaghghh?selamat jalan?..

Sahabat Kedua, sahabat ini saat kita ajak untuk ikut dengan tamu itu dia lebih baik dari sahabat yang pertama dan dia bisa mengantarkan kita namun dia tidak bisa seterusnya pergi dengan kita karena sahabat kedua ini masih punya tugas dan kewajiban yang lain dan dia hanya bisa menitikan air mata dan mendoakan kita ketika pergi dengan tamu itu, semoga kita bahagia disana.
Sahabat Ketiga, sahabat yang pernah kita lupakan dan kita jauhi, tetapi disaat kita ajak untuk ikut dengan tamu itu dia mau mendampingi kita dengan setia tanpa pamrih. Sebenarnya sahabat ketiga ini tanpa kita minta pun dia sudah siap untuk pergi dengan kita kemanapun. Oh?setelah tahu, kita sangat menyesalinya kenapa kita menjauhi sahabat ketiga ini?dan siapakah dia ini????

Para pembaca yang budiman inilah nama sebenarnya dari Tamu, dan ketiga sahabat kita.

Tamu adalah Malaikat Izroil (pencabut nyawa)
Sahabat Pertama adalah Harta dunia
Sahabat Kedua adalah Keluarga
Sahabat Ketiga adalah Amal Ibadah

Pandai-pandailah kita bersikap kepada semua sahabat agar mereka selalu bisa bersama kita sampai kapan pun. Sikap kita kepada :

Sahabat Pertama, manfaatkan di jalan Allah SWT sebagai amal jariah karena harta dunia yang benar-benar milik kita adalah harta yang sudah kita amalkan di jalan Allah SWT. Biar begelimang harta di dunia tetapi kurang diamalkan harta itu, apalah artinya?.???. Ingat kebahagiaan dalam islam adalah kebahagiaan di dunia dan akhirat (ingat do?a sapu jagad).

Sahabat Kedua, ajarkanlah kepada sahabat kedua ini segala kebaikan agar semuanya menjadi keluarga yang soleh penuh rahmat dan lindungan Allah SWT.

Sahabat Ketiga, banyak-banyaklah amal ibadah selama kita hidup didunia untuk bekal kelak di akhirat.

Amal ibadah yang pahalanya terus mengalir ke alam kubur :
– Ilmu yang bermanfa?at
– Doa anak soleh
– Amal Jariyah

Semoga semua ini bisa menjadi renungan untuk meningkatkan amal ibadah kita .aamiin..


Aku  ingin membagi sedikit kisah seorang yang tak pernah berputus asa, ya orang ini mungkin bisa di bilang cacat, walau ia tidak sempurna tapi ia mempunyai semangat yang tak kalah dengan orang normal lainnya, semoga kisah ini dapat membuat anda semakin menghargai apa yang anda miliki sekarang amin

Namanya Nick Vujicic. Wajahnya tampan, pengusaha sukses, motivator ulung dan pembicara kelas dunia. Nick tidak memiliki apa yang menjadikan manusia utuh: tangan dan kaki. Selain dari potongan daging yang menonjol di bagian kakinya, ia tidak memiliki organ yang bisa dipakai untuk melakukan sebagian besar aktivitas manusia seperti makan, minum, berjalan, memegang, berlari, menyisir rambut dan lain sebagainya.

Lama sebelum Nick sadar dan malu terhadap cacat tubuhnya, kedua orang tua telebih dulu merasa hancur hati ketika melihat bayi yang harusnya menjadikan mereka pasangan berbahagia ternyata tidak lebih dari seonggok daging yang bergerak. Memiliki anak yang hampir cacat total itu, telah memaku kedua orang tuanya pada salib ‘menjaga-dan-merawat-anak-itu-seumur-hidup’.

Lahir di Australia pada saat peraturan pemerintah tidak mengijinkan anak-anak dengan cacat tubuh mengikuti sekolah umum merupakan siksaan lain yang harus dialami orang tua dan tentu saja Nick sendiri setelah sadar bahwa ia berbeda dengan manusia umumnya. Rasa tertolak dan tidak berharga tentu saja dirasakan mereka. Tidak heran saat berusia 8 tahun, Nick mulai mencoba untuk bunuh diri. Ketika akhirnya hukum pemerintah berubah dan mengijinkan anak-anak seperti Nick bersekolah di sekolah umum, itu hanya memberikan babak baru pada bentuk penolakan yang lain yang diterimanya. Kalau orang sehat saja sering menjadi sasaran empuk bullying, apalagi dengan cacat tubuh seperti yang diderita Nick.

Selain mencoba bunuh diri, Nick juga mencoba untuk membujuk Tuhan, menguji kemahakuasaan-Nya, dengan meminta Ia menumbuhkan tangan dan kaki baginya. Tapi mujizat itu tidak pernah terjadi. Nick kecewa karena Tuhan tidak mendegar doanya. Namun Tuhan ingin memberikan kepada Nick lebih dari sekedar tangan dan kaki. Jika Tuhan menjawab doa Nick dengan menumbuhkan

tangan dan kaki, tentu saja tulisan ini tidak pernah terjadi. Saya dan jutaan orang yang terinspirasi dengan kehidupan Nick tidak akan pernah mengenalnya. Ia hanya akan menjadi salah seorang pemuda tampan di kampung sebelah, ayah yang sayang keluarga, kemudian meninggal sebagai orang tua yang renta, tanpa memberikan dampak yang lebih besar bagi dunia.

Nick akhirnya berhenti berharap menjadi manusia normal ketika ia sadar bahwa ketidakberuntungannya dapat menjadi inspirasi bagi banyak orang. Jika ia bisa mengatasi keterbatasannya, apalagi manusia yang utuh tanpa cacat. Ia mulai belajar dan berlatih. Ia belajar untuk menjadi pembicara sejak remaja. Nick lulus pada saat ia berusia 21 tahun dengan double major:

Accounting dan Financial Planning. Ternyata Tuhan memberikan kelebihan kepada Nick, yaitu otak yang encer dan karisma sebagai Public Speaker. Sampai sekarang, Nick bisa mengerjakan hampir semua yang bisa dikerjakan oleh manusia normal, hanya dengan 2 jari kecil yang tumbuh di kakinya. Ia bisa menulis, mengetik cepat, browsing internet, memancing, bermain golf, berenang dan tentu saja mencetak uang.

Apa yang dicapai oleh Nick menjadikan ia International Motivational Speaker yang didengar oleh baik kalangan Kristen maupun non Kristen. Ia berkeliling dunia untuk memberikan inspirasi dan motivasi bagi orang-orang yang seperti saya dulu, tanpa pengharapan dan tujuan hidup. Selain menjadi pembicara yang karismatik, Nick juga memiliki karir yang sukses di bidang keuangan. Ia memiliki beberapa rumah mewah yang dilengkapi oleh kolam renang pada usia yang relatif sangat muda, menobatkan ia sebagai salah satu Most Wanted Bachelor.

Saat ini, tangan dan kaki bukan lagi kebutuhan utama bagi seorang Nick Vujicic. Bukan juga materi dan popularitas. Ia telah memiliki semuanya. Ia memiliknya bukan karena menjadi seorang manusia yang sempurna, melainkan menjadi manusia yang mengerti arti dan tujuan hidupnya berada di dunia ini. Di wajahnya selalu terpancar senyum bahagia, kepercayaan diri serta kepuasan akan apa yang sedang ia kerjakan.