“Manusia Misterius”

Posted: April 8, 2008 in Kata Mereka
Tags:

“Manusia misterius” adalah predikat yang dengan sendirinya melekat padaku tanpa kutahu darimana sumbernya. Tapi aku tak harus tahu, karena bagiku hal tersebut sama sekali tak merugikanku dan orang lain. aku menerimanya sebagai bagian dari cara pandang dan pandangan orang lain terhadapku

Demokratis adalah sikap yang kupatrikan dalam hidupku. Dari, oleh dan untuk mereka. Begitupun kebebasan menyangkut pendapat mereka tentangku. Aku tahu bahwa kata “Misterius” bagi mereka adalah sebuah gambaran dan definisi mereka tentangku. Aku tak mau menghakimi opini, gagasan dan penggambaran mereka tentangku. Aku tak ingin meretakkan kacamata yang mereka kenakan untuk memandangku. Bagiku hidup adalah tentang bagaimana kita menghargai perbedaan dan cara pandang.

aku akui bahwa terkadang aku merasakan kemisteriusan itu dari beberapa hal dan dari banyak hal

diantaranya adalah tentang kesukaanku pada warna
HITAM, MERAH dan PUTIH.
yang kebanyakan mereka mendefinisikannya pada KEKELAMAN, DARAH dan KEMATIAN. Padahal dalam pandangan, filosfi dan makna warna

HITAM bagiku adalah KENETRALAN, KARAKTER YANG KUAT dan KESUNGGUHAN.

MERAH bagiku adalah KEBERANIAN, KEPERCAYAAN dan KEKUATAN sedangkan

PUTIH adalah KESUCIAN, KETULUSAN DAN KEIKHLASAN.

Ketiga warna inilah yang kuharapkan mampu berbaur dalam darahku, teraplikasi dalam interaksiku dengan dunia dan menemani perjalananku hingga akhir hayatku.

Kebanyakan mereka juga menyangkutpautkan tentang Kesenanganku pada angka 8, yang kebanyakan mereka menganggap angka 8 adalah angka yang melahirkan sebuah misteri bagiku dengan kematian 8 orang sahabatku di interval waktu 2 tahun yang terkesan “berantai”. aku juga dilahirkan secara prematur dengan kondisi lemah dan diperkirakan tak akan bertahan melewati 20 jam pasca kelahiranku. hingga pada saat itu, sebuah kuburan telah disiapkan untuk menanam bayi prematur yang telah divonis mati oleh manusia berjubah putih yang familiar dengan sebutan dokter. tapi Tuhan berkehendak lain. Bayi prematur itu tiba-tiba menangis sebelum kain kafan nyaris membalut tubuh kecilnya. dan itulah diriku.

Tak jarang Tuhan juga mempertemukan aku dengan mereka yang punya sangkut paut dengan angka 8 tanpa aku rencanakan dan aku perkirakan sebelumnya.

Tapi aku selalu berusaha untuk tetap realistis menjalani hidup yang diberikan Tuhan untuk terus kujalani hingga kumenemukan gerbang dunia lain yang didalamnya aku hidup kekal.

Leave a comment